Musim Dingin yang Menghangatkan

SHARE:

 

Cuaca di Cypress terasa sejuk, pagi itu. Sekitar 14 derajat C. Udaranya lebih hangat dibanding beberapa hari terakhir yang kadang 4 derajat C. Bahkan pernah -1 derajat C di bulan Februari ini. Desember-Maret adalah musim dingin di Texas.

Pukul 06 AM, matahari baru akan terbit. Dan seiring matahari yang meninggi, angin pun akan makin berembus kencang. Mengayun ranting-ranting pepohonan yang tumbuh di sepanjang jalan. Pohon-pohon yang tetap setia pada setiap musim yang selalu berganti.


Ini akhir pekan. Di sebuah rumah, tepatnya di sebuah kamar di lantai dua rumah itu. Sejak pagi tadi, ia telah berkemas-kemas. Satu per satu pakaian dan peralatan make up-nya, disusun rapi dalam backpack Adidas warna putih.
 
Backpack yang ia bawa dari Indonesia. Pemberian ayah yang baru tiga kali dipakai ke kampus. Ia sebenarnya berat menerimanya tapi lebih berat lagi untuk menolaknya. Ia merasa pemberian itu sebagai simbol kehadiran ayah, menemani perjalanannya yang jauh.

Sampai hari ini backpack itu masih baru. Jarang digunakan. Sebab ke sekolah, harus menggunakan clear bag (tas bening). Itu cara sekolah di US, mengawasi siswanya yang membawa senjata api. Di negeri itu, penembakan di sekolah jamak terjadi.

Ia duduk di sofa warna krem yang terletak di sudut kamar. Ruangan itu terasa lebih lapang setelah dirapikan, Sesekali ia melihat wajahnya di cermin. Dress batik hitam selutut, pemberian ibu, ia kenakan. Juga masih baru—seperti backpack yang jarang digunakan. Dress itu dibeli di Palu Plaza, seminggu sebelum keberangkatan.

Meski tatapannya tak lepas dari layar Hp-nya tapi matanya selalu awas menyapu seisi kamar. Seperti ingin memastikan agar ruangan yang selama empat bulan terakhir menjadi saksi segala suka dan duka yang dialaminya, benar-benar sudah tertata apik. Sebelum ia tinggalkan meskipun untuk satu malam saja.

Di kamar itu, tak jarang ia menumpahkan air mata sepuas-puasnya. Yang kadang dibiarkannya membasahi bantal. Atau terpaksa diseka cepat-cepat, bila ada langkah kaki yang mendekat atau ada panggilan telepon dari Indonesia. Dari kamar itu, ia kerap membayangkan dan mengingat detail sudut-sudut kamarnya, di rumahnya di Palu.

Kini, tak ada lagi suara ayah yang menegur bila ia menelpon hingga larut malam. Di sini, tak ada lagi suara ibu yang mengganggu tidur pulasnya di pagi hari. Tapi Justeru inilah yang kadang membuatnya rindu dan seperti ingin menyerah. Sampai ia sadar bahwa perasaan rindu bukan untuk dilawan. Serahkan saja pada waktu untuk menggantinya dengan perasaan yang lain.

Ia lalu menuruni tangga. Sudah pukul 10.25 AM, sebuah sedan berwarna abu-abu juga sudah menepi di halaman rumah. Itu mobil milik Pak Eka Kristanto dan istrinya, Ibu Lisa yang datang menjemputnya. Pak Eka adalah President IAMC (Indonesia American Muslim Community) Houston Texas.

Rencana pertemuan ini begitu cepat dan tidak terduga. Lima hari lalu, ia kembali didera kerinduan yang amat dalam. Tentang Indonesia dan tentang sesama Muslim. Pokoknya, ia ingin bertemu. Kalau tidak sesama Indonesia yang penting sesama Muslim. Atau kalau tidak sesama Muslim yang penting Indonesia.

“Saya tidak pilih-pilih orang Ayah tapi saya memang rindu sekali. Di sini saya juga bergaul total dengan teman-teman saya dari berbagai negara, dari beragam agama, bahkan yang tidak beragama sekali pun,” ia menyampaikan itu lewat video call, sambil berderai air mata.
 
Sekitar sebulan lalu, ia sudah ke salah satu masjid. Bersepeda di sore hari. Tapi masjid itu sedang tutup dan ia pun gagal bertemu dengan siapa pun. Kecuali dua pasang sandal yang ada di pintu masuk. Ia lalu mengontak teman sekolahnya dari Pakistan. Jawabannya, masjid tersebut biasanya hanya untuk laki-laki.

Di sekolah, lima hari lalu itu, ia mencari alamat email masjid Istiqlal Houston. Ia pun mengirim surat elektronik dan mengabarkan keberadaannya di Houston. Menceritakan kerinduan hatinya pada masjid, setelah beberapa kali ia turut ke tempat ibadah orang tua angkatnya yang beda keyakinan. Tak disangka, email yang dikirim mendapat respons dalam hitungan jam.

Balasan itu dari Pak Eka yang kini menjemputnya. Mengabarkan akan menghubunginya di atas pukul 05 PM. “Baik Pak Eka, saya bisa jam setengah 6, sehabis makan malam dengan keluarga saya,” jawabnya lewat WA.

Pak Denny Witjaksana, pengurus Masjid Istiqlal Houston, turut memberi respons. Menurutnya, di Cypress ada beberapa keluarga Indonesia. Pak Denny, lalu meminta nomor teleponnya dan sekalian minta izin untuk di-add di WAG jamaah Masjid Istiqlal.

Hari itu, ia menjadi perbincangan di WAG jamaah masjid Istiqlal. Balada seorang pelajar 17 tahun yang berjuang sendiri di Texas. Anak perempuan yang tinggal di keluarga Amerika. Sekolah bersama anak-anak Amerika. Mereka begitu antusias ingin bertemu dengan Erry.

Pak Muharror, imam masjid Istiqlal sempat mengingatkan di WAG itu, agar sebelum menjemput atau mendatangi Erry dipastikan dulu keadaan keluarga angkatnya. Jangan sampai terjadi miskomunikasi yang dapat menimbulkan kesalahpahaman.

Erry adalah potongan nama dari Novrani Erryztafitri. Nama itu pemberian ibu yang disetujui ayah. Nama untuk anak perempuan harus dari ibunya. Agar seorang ayah tidak menjadikan nama putrinya sebagai tempat mengabadikan nama seseorang yang mungkin pernah hadir di belakang hari.
 
Tita adalah panggilannya di rumah. Adik angkatnya di US memanggilnya Novy. Teman-teman sekolahnya di Palu mengakrabinya dengan panggilan Nov. Saat pertama masuk di EIHS, guru-gurunya sempat bingung ketika menanyakan nama panggilannya. “Tidak bisa terserah. Nama adalah hak Anda. silakan dipikirkan Anda mau dipanggil siapa,” kata salah seorang guru di EIHS kepadanya.

Pak Eka menyetir sendiri mobilnya. Ibu Lisa duduk di samping kanannya. Masuk ke mobil itu, perasaannya seperti B3 (buaya berkalung ban) yang dilepas kembali ke sungai Palu tanpa ban sepeda motor yang sekian lama melilit di lehernya. Akhirnya bertemu juga dengan orang Indonesia. Setelah gagal bertemu dengan kakak-kakak mahasiswa yang tergabung dalam Permias Texas A&M University, medio Desember lalu.
 
Permias adalah persatuan mahasiswa Indonesia di Amerika. Pengurusnya ada di setiap negara bagian. Ia mengetahui keberadaan Permias dari Diva Patricia Marsha, mahasiswa Teknik Industri UI yang mengikuti program IISMA di Boston University. Ia dan Diva menjadi narasumber dalam talk show kemahasiswaan FH UNTAD yang diselenggarakan secara daring.

Ia lalu mengirim DM (direct mention) ke IG Permias Texas A&M. Respons balik diterima dari salah seorang pengurus. Sampai ia diundang pada Graduation and Appreciation Dinner. Sejumlah pejabat Indonesia pernah berkuliah di universitas ini.
 
Belakangan ia tahu, kakak yang membalas DM-nya adalah putri salah seorang Menteri Kabinet Jokowi periode pertama yang sekarang menjabat sebagai komisaris di salah satu BUMN.

Mobil yang dikemudikan Pak Eka melaju meninggalkan Kawasan Cypress menuju Sugar Land, tempat masjid Itiqlal. Ia lalu FaceTime ke Indonesia. Satu dua kali tidak terangkat di sana. Sudah pukul 12 malam lewat waktu Indonesia Tengah.

Panggilan ketiga baru tersambung. “Ayah, ini saya sudah dengan om Eka dan Tante Lisa, silakan bicara,” katanya antusias. Pak Eka memperkenalkan diri sebagai orang Makassar, tepatnya dari Gowa. Lebih tepat lagi di sekitar pabrik kertas Gowa.

Keluarga ini sudah hijrah ke US pada tahun 1994. Pak Eka mengambil program doktoral bidang Teknik di salah satu universitas di Michigan, negara bagian di US yang berbatasan dengan Kanada di bagian Utara, Tahun 2010, mereka lalu pindah ke Houston Texas, di bagian selatan yang berbatasan dengan Mexico.
 
Ibu Lisa adalah seorang dokter dari Surabaya. Kini, mereka dikaruniai dua putera. Keduanya lulusan University of Texas di Austin, Ibu Kota Texas. Kalau Houston adalah kota industri maka Austin adalah kota pemerintahan dan pendidikan. Suatu hari ia telah berkunjung dan merasakan sejuknya taman-taman di kampus ini.

Dunia ini sempit. Pak Eka masih punya sepupu di Palu. Dosen UNTAD. Namanya Adnan Fadjar. Belakangan saya tahu beliau adalah putra almarhum Pak Fadjar Adam, dosen senior di FH UNTAD. Saya pun mengontak Kak Anti Fadjar, adik Pak Adnan Fadjar, senior saya di FH UNTAD mengabarkan pertemuan tidak terduga itu.

Setelah sekitar 40 menit berkendara, mereka tiba di Sugar Land. Sedan Honda yang dikemudikan Pak Eka memasuki halaman Masjid Istiqlal yang cukup luas. Beberapa mobil sudah terpakir rapi. Termasuk salah satu di antaranya Tesla.
 
Hari itu, Masjid Istiqlal lebih ramai dari biasanya. Beberapa bagian di masjid itu sudah didekorasi. Makanan khas Indonesia pun sudah tersaji di meja panjang. Setelah salat dzuhur akan ada Islamic Marriage Ceremony. Seorang perempuan asal Indonesia akan menikah dengan bule mualaf.

Masjid Istiqlal Houston sudah menjadi Islamic Center. Rutin menggelar kajian akhir pekan, menyelenggarakan pernikahan, hingga proses pengislaman mualaf. Tentu saja fungsinya utama sebagai tempat penyelenggaraan salat berjamaah.

Pak Muharror adalah imam masjid dan sekarang tinggal di kompleks Masjid. Pria asal Blitar itu dulunya punya restoran Borobudur di New York. Cuaca dingin di New York membuatnya pindah ke Texas yang lebih hangat. Sebelum punya restoran sendiri, Pak Muharror mengelola Restoran Nusantara, milik pendiri Aqua.

Tita, andaikan Tuhan menyegerakan momentum ini, mungkin dirimu tidak seperti hari ini. Kisah hidupmu di negeri nun jauh itu, akan mulus dan datar saja. Seperti highway Houston yang kamu lewati setiap hari, saat masih di EIHS.

Dalam hidup, memang ada kalanya kita harus melewati gunung-gunung batu nan terjal. Serupa Bandelier National Monument New Mexico yang telah kamu daki di akhir tahun. Pada musim dingin yang berangin.
 
Tuhan punya skenario untuk mempertemukanmu dengan momentum itu. Agar kamu bisa membalas rindumu. Yang kausimpan seperti dendam. Pertemuan dengan saudara sebangsa dan seagama. Setelah tujuh bulan lamanya kamu total dengan kehidupan barumu.
 
Siang itu, engkau bersujud di masjid Istiqlal. Masjid Indonesia di Sugar Land, Houston. Dulu, itu sebuah gereja yang ditinggal sang pastor. Dibeli komunitas Muslim Indonesia dan disulap menjadi masjid.

Itu pesan ayah, ketika engkau akan pergi. Sempatkan waktumu, datangi masjid itu! Rasakan, di tempat yang dirimu minoritas, persaudaraan itu akan terasa kuat. Dengan itu pula, dirimu bisa belajar berempati terhadap yang minoritas di lingkunganmu yang mayoritas.

Engkau mendengar Alquran dibacakan. Pesan-pesan agama disampaikan. Bahkan engkau telah menjadi salah seorang saksi, pada momentum yang sakral. Ketika seorang ayah menikahkan putrinya dengan seorang pria di negeri itu.

Rambut kuningmu yang biasa terurai, kali ini kamu tutupi sebagian dengan pashima simpel berwarna senada. Kamu terlihat anggun. “(Pashima) Itu milik tante Lisa,” jawabmu membalas chat ayah.

Pertemuan demi pertemuan yang sudah terjadwal, akan menghangatkan hari-harimu di musim dingin ini. Kisah hidup mereka—keluarga Indonesia yang sudah menetap dan mapan di US--akan menginspirasi dan mengisi batinmu.

Benar ungkapan Rocky Gerung, sebelum menjadi kemungkinan, ia harus menjadi kerinduan. (rahmat-bakri/mungkin akan bersambung)

 

COMMENTS

Name

Bahan Presentasi,14,Dasar Ilmu Hukum,3,Destinasi,1,Diskursus Hukum,30,Galeri,2,Hukum Administrasi Negara,3,Hukum Dan Pers,8,Hukum keuangan Negara,2,Hukum Pajak,1,Hukum Tata Ruang,2,Humaniora,10,Journey,10,Jurnalistik,6,Liputan Media,12,Materi S2,5,My Agenda,1,Tita's Blog,1,
ltr
item
Untuk Hukum, Pers, dan Demokrasi: Musim Dingin yang Menghangatkan
Musim Dingin yang Menghangatkan
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhTDh45sRasBK9kOm6Tkq5pHpsp5aJ4MJrkHPjaaiZoL62g95zZZlp4DWSeryfi1GEbJ-Et2KjQ2O43mdKqH1yJGBzcHwPMJxjDXFnKtZW_bFXlHu3BrrkBfqtQRLsfMkq3oPpW7VbVoBaqtDbj5qSe1zm2HB-op9Kaxkwlc-4J851ugjx1CC-wtCDd=s320
https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhTDh45sRasBK9kOm6Tkq5pHpsp5aJ4MJrkHPjaaiZoL62g95zZZlp4DWSeryfi1GEbJ-Et2KjQ2O43mdKqH1yJGBzcHwPMJxjDXFnKtZW_bFXlHu3BrrkBfqtQRLsfMkq3oPpW7VbVoBaqtDbj5qSe1zm2HB-op9Kaxkwlc-4J851ugjx1CC-wtCDd=s72-c
Untuk Hukum, Pers, dan Demokrasi
http://www.rahmatbakri.com/2022/03/musim-dingin-yang-menghangatkan.html
http://www.rahmatbakri.com/
http://www.rahmatbakri.com/
http://www.rahmatbakri.com/2022/03/musim-dingin-yang-menghangatkan.html
true
1127449243518043551
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy